Cita-citaku
- faiznhabibie
- 15 Jul 2019
- 3 menit membaca
Diperbarui: 10 Jan 2021
Sebenernya apasih makna dari cita-cita? Kalo emang cita-cita merupakan sebuah patokan untuk menjadi (apa) di kemudian hari, seberapa banyak dari kalian yang udah berhasil menggapai cita-cita nya? Apakah cita-cita kalian berbanding lurus dengan kehidupan yang kalian jalani sekarang?
*Menghela napas*
Saat ini, bisa dibilang gue lagi berada dalam periode yang sangat sulit. Kenapa sulit? Karna gue masih nganggur dan gatau harus ngelakuin apa. Jadi pengangguran itu banyak bebannya, aseli! Yang lebih parahnya lagi, temen-temen gue yang baru aja lulus selalu menjadikan gue sebagai patokan. "Selow sih kerja mah, nganggur dulu aja. Kan masih ada Faiz si senior pengangguran kita" (Sambil sungkem ke gue). Tapi untungya, kedua orangtua gue selalu kasih support dan percaya bahwa kelak anaknya akan jadi seseorang yang sukses! (Well, kalian yang baca postingan ini bakal jadi saksi akan jadi apa gue di hari nanti, wkwkw)
Gue adalah lulusan salah satu universitas swasta yang bisa dibilang (baru) cukup ternama di Jakarta. Gelar gue adalah S. Tr. Par. Gue ngambil jurusan Bisnis Perhotelan - Culinary Art. Kuliahnya ngapain tuh? Belajar bisnis dan manajemen perhotelan sekaligus masak-masak. That's the point. Gue lulus bulan Oktober 2018 dan sekarang udah masuk pertengahan bulan Juli 2019. Dapat dipastikan kalo 3 bulan lagi, gue bakal ngerayain Anniversary 1 Tahun Pengangguran. Sebuah pencapaian yang luar biasa bukan? Wkwkwk.
Oke, balik ke tema awal tentang cita-cita. Waktu kecil, setiap ditanyain orang entah itu guru, tetangga, kakek nenek, kakek neneknya tetangga, tetangganya tetangga, "Faiz cita-citanya mau jadi apa?". Gue selalu jawab "mau jadi dokter". Ada apa dengan dokter? Gatau! Kayaknya waktu itu cita-cita untuk jadi seorang dokter adalah cita-cita yang mainstream. Urutan kedua, ketiga dan keempat adalah polisi, TNI serta guru. Gue pun mungkin ikut-ikutan temen sebaya yang ketika ditanya cita-cita mereka jawab mau jadi dokter, polisi, TNI ataupun guru. Jarang tuh ada yang bilang "saya mau jadi influencer buuuuu, youtuberrr buuuu, motivatorrr buuuu". Gak, gak ada!
Trus kalo cita-cita lu jadi dokter, kenapa lu malah masuk jurusan perhotelan? Bukannya masuk kedokteran!
Jawabannya adalah saya sudah mencoba. Lulus pesantren, gue langsung daftar kedokteran di berbagai universtas baik negri ataupun swasta. Gue ikut SNMPTN, SBMPTN, SIMAK UI, Jalur Mandiri dan lain lain. Hasilnya? Nihil. Gue nyerah. Karna gue pikir mungkin bukan takdirnya gue di kedokteran. Saat itu, gue punya prinsip gak boleh nunda kuliah. Apapun jurusannya gue harus kuliah tahun itu juga. Abis itu, gue mulai browsing-browsing lagi dan Alhamdulillah akhirnya gue keterima di 2 kampus. Yang pertama adalah Podomoro University dengan jurusan perhotelan dan yang kedua adalah Gunadharma University dengan jurusan teknik industri. Sebenernya, gue udah bayar uang muka di Podomoro sesaat sebelum ada pemberitahuan kalo gue juga lulus seleksi di Gunadharma. Gue bilang ke ibu, "Bu cakmano ini? Aku keterimo jugo di Gunadharma padahal lah bayar di Podomoro". Beliau nyaranin buat ambil di Podomoro aja tanpa kasih penjelasan kenapa. Mungkin doi gak mau rugi karna udah bayar hahaha. Akhirnya, gue sah jadi mahasiswa perhotelan di Podomoro University.
Intinya, sesuatu yang kita pengenin itu terkadang gak sesuai dengan harapan dan realita. Cita-cita gue gak berbanding lurus dengan kehidupan yang gue jalani. Tapi, jangan pernah menyerah. Boleh jadi kita buruk di satu bidang tapi bagus di bidang lainnya dan jangan pernah takut buat mencoba hal baru. Sama halnya dengan gue. Gue gak cocok di kedokteran, namun di perhotelan? Alhamdulillah gue pernah magang di 2 hotel bintang lima di Dubai dan Paris. Masing-masing selama 6 bulan. Gue juga pernah dinobatkan sebagai mahasiswa dengan nilai ujian masak terbaik dinilai dari appetizer, maincourse serta dessert sampe akhirnya gue ditunjuk secara khusus oleh dosen untuk masakin makan siang pendiri Agung Podomoro Group, Pak Trihatma Kusuma Haliman beserta keluarga. Jadi, berbanggalah dengan diri sendiri tapi jangan besar hati. Kalo kita gagal dalam sesuatu, ingatlah bahwa kita pernah dan mungkin akan berhasil dalam sesuatu yang lain. Be positive guys! Ciao adios I'm done.

Komentar